Minggu, 09 Agustus 2009

PEMBELAJARAN PAKEM

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MONOPOLY

Moh. Saifudin Zuhri

108121409920

Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Pendidikan

Teknologi Pendidikan

ABSTRAK

Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bersifat normatif. Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Kata kunci: belajar mengajar, PAKEM

PENDAHULUAN

Dalam interaksi pembelajaran unsur guru dan siswa harus aktif, karena tidak mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam sikap, mental, dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing. Menurut Abu Achmadi dan Shuyadi, 1985:47), interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.

Aktif tidaknya siswa dalam belajar tentunya diawali dengan timbulnya rasa ketertarikan dan minat siswa itu sendiri dalam mengikuti pelajaran,
Ketercapaian tujuan dalam proses belajar mengajar adalah bukan dilihat dari terpenuhinya target materi yang harus diberikan, melainkan pada seberapa besar anak merasa tertarik untuk mengetahui dan memahami dari materi tersebut, untuk itu diperlukan suatu startegi pembelajaran yang efektif melalui Pendekatan, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Dengan demikian siswa menjadi orientasi pengembangan kompetensi.

Tidak hanya pendidikan tapi juga peran orangtua disini juga sangat penting, hal ini karena orangtua juga harus mengerti keunikan yang dimiliki oleh anaknya. Untuk membantu anak, orang tua harus mampu menelusuri bakat dan minatnya, mendorong, menghargai, dan menanamkan kepercayaan diri si anak.

Permainan MONOPOLY untuk membantu belajar anak

Bermaian adalah kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak. Anak-anak disini hanya berfikir untuk mendapatkan kesenangan saja tanpa mem-pertimbangkan hasil akhir. Ada orangtua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain, maka anak tersebut akan malas bekerja dan bodoh. Ternyata, pendapat ini kurang tepat dan kurang bijaksana. Ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak :

- Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak.

- Bermain dapat digunakan sebagai terapi.

- Bermain dapat mempengaruhi dan menambah pengetahuan anak.

- Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.

- Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak.

- Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak.

Misalnya dengan permainan “Monopoli”. Monopoli adalah satu permainan papan yang paling laris jualannya di dunia. Dalam permainan ini, pemain berlomba untuk mengumpulkan kekayaan melalui satu perlaksanaan satu sistem ekonomi mainan yang melibatkan pembelian, penyewaan dan pertukaran tanah dengan menggunakan uang mainan. Pemain mengambil giliran untuk melemparkan dadu dan bergerak di sekeliling papan permainan mengikut bilangan yang diperoleh dengan lemparan dadu tersebut.

Model permainan monopoli PAKEM pada dasarnya sama dengan bentuk permainan monopoli biasa yaitu untuk menguasai. Menguasai pada permainan monopli PAKEM adalah bukan hanya menguasai kekayaan saja seperti pada permainan monopoli biasa tetapi menguasai pengetahuan. Bentuk dari model permainan monopoli PAKEM adalah memasukan petak pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta permainan. Adapun kelengkapan dari permainan monopoli PAKEM adalah ;

- Papan permainan

- Uang-uangan

- Lembar pertanyaan

- Lembar hasil permainan (Pengamatan).

SIMPULAN

Pada dasarnya Dalam interaksi pembelajaran unsur guru dan siswa harus aktif, karena tidak mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam sikap, mental, dan perbuatan.

Untuk hasil pembelajaran yang maksimal, bukan dilihat dari terpenuhinya target materi yang harus diberikan, melainkan pada seberapa besar anak merasa tertarik untuk mengetahui dan memahami dari materi tersebut. Selain itu, peran orang tua juga sangat penting untuk membantu pencapaian hasil pembelajaran yang maksimal. Ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Misalnya, Bermain mem-pengaruhi perkembangan fisik anak, bermain dapat digunakan sebagai terapi bermain dapat mempengaruhi dan menambah pengetahuan anak.

REFERENSI

Djamarah, Bahri, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ramadhan, A. Tirmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan. Artikel, (online). Diakses 13 April 2009.

Jumat, 22 Mei 2009

artikel

PERMAINAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS

Moh. Saifudin Zuhri

108121409920

Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Pendidikan

Teknologi Pendidikan

ABSTRAK

Pada dasarnya setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda dengan anak yang lain. Seperti hal yang lain, kreativitas perlu diberi kesempatan dan rangsangan untu dikembangkan. Mengembangan kreativitas dapat dilakukan dengan permainan.

Kata kunci: kreativitas, permainan.

PENDAHULUAN

Utami Munandar (1999) menguraikan definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah pribadi unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu. Kedua proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu masalah, merupakan manifestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran anak. Ketiga pendorong (press), kreativitas dapat berkembang jika ada “press” atau pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak yang kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif. Keempat produk (product), bahwa produk-produk kreativitas yang konstruktif pasti akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari keunikan individu di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya (faktor lingkungan dilain pihak).

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif seseorang, karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Dalam era global seperti ini, diperlukan anak-anak penerus bangsa yang kreatif. Oleh karena itu kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini. Mengapa sejak usia dini perlu mengembangkan kreativitas? Karena pada masa anak-anak adalah masa dimana kreativitas lebih cepat berkembang. Pada saat inilah kesempatan yang baik untuk mengmbangkan kreativitas. Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan kreativitas masing-masing. Ada tiga ciri dominan yang dimiliki seorang anak kreatif. Yaitu spontan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan tertarik pada hal-hal baru.

Perkembangan anak pada dasarnya tidak sama, hal ini terrgantung dari berbagai faktor seperti gizi, kesehatan pola pengasuhan, dan yang sangat penting adalah faktor lingkungan. Dalam mengembangkan kreativitas anak, bisa dengan cara menyekolahkan mereka. Bahkan dengan permaiananpun bisa mengem-bangkan kreativitas anak.

Peran orang tua disini juga sangat penting. Misalnya orang tua harus mengerti keunikan yang dimiliki anak-anak mereka bahkan orang tua hendaknya menerima kekurangan anaknya. Untuk mengembangkan kreativitas anak, orang tua harus mampu menelusuri bakat dan minatnya, mendorong, menghargai, dan menanamkan kepercayaan diri, sekaligus terlibat dalam proses kreativitas si anak.

Permainan media mengembangkan kreativitas

Dunia anak identik dengan bermain, sesungguuhnya memudahkan memupuk unsur-unsur kreativitas tersebut. Rasa ingin tahuya akan terangsang, begitu juga dengan daya khayal atau imajinasi dan keberaniannya untuk mencoba hal-hal yang baru. Melalui permainan juga, tingkat kreativitas anak akan dipacu melalui daya khayalnya. Ini akan membuatnya mampu melihat gambaran dan wawasan baru. Oleh karena itu, orangtua harus ikut langsung dalam permainan si anak tersebut.

Apabila orangtua menyambunyikan hal-hal baru (tidak ada keterbukaan antara orangtua dengan anak) maka hal ini akan menghambat kreativitas si anak, begitu juga apabila si orangtua berkomunikasi dengan nada keras dan dalam suasana tegang. Tidak hanya itu, apabila orangtua lebih cenderung menilai dan menghargai hasil daripada proses kreasinya, pernytaan atau perspektif ini akan menghilangkan kreativitas si anak.

Misalnya dengan permainan yang bersifat aktif, yaitu bermain bebas dan spontan atau eksplorasi. Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru. Contohnya permainan yang membantu mengembangkan kreativitas anak itu adalah permainan “PUZZLE”. Dengan menggunakan puzzle anak-anak akan mencoba merangkai dan membentuk suatu yang baru sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Tidak hanya dilingkungan keluarga saja kreativitas dapat di kembangkan, tetapi sistem pendidikanpun mempengaruhi perkambangan kreativitas anak. Hampir sebagian besar sekolah menerapkan sistem pendidikan satu arah, mengutamakan IQ (kecerdasan intelektual), membatasi ruang gerak, dan memiliki hubungan antara guru dengan murid yang kaku.

Sistem pendidikan seperti diatas hanya akan membuat kreativitas dan kecerdasan emosional (EQ) anak-anak menjadi terabaikan. Untuk memacu dan meningkatkan kreativitas anak bisa melakukan langkah-langkah seperti berikut ini:

1. Memberikan anak ruang serta kebebasan bemain dan bereksplorasi.

2. Membiarkan anak memilih sendiri media permainannya dan jangan terlalu diatur.

3. Membiarkan anak merasa tenang, nyaman, dan menikmati proses kreativitasnya.

4. Memlih secara bijak apa yang benar-benar diperlukan dan dibutuhkan anak.

5. Menciptakan lingkungan yang terbuka dan menerima anak apa adanya.

6. Mendukung pertumbuhan kreativitas anak dengan memberikan nutrisi tepat yang sesuai dengan perkembengannya. Karena kekurangan atau kelebihan gizi akan menghambat proses kreativitas anak.

Dengan kata lain sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak hanya mementingkan tentang IQ ( kecerdasan intelektual) saja, tetapi sekolah yang baik adalah sekolah yang mementingkan aspek IQ ( kecerdasan intelektual), EQ (kecerdasan emosional), dan dapat mengembangkan kreativitas anak dengan maksimal.

SIMPULAN

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk kreatif, walaupun tingkat kreativitasnya berbeda-beda. Kreativitas, seperti halnya setiap potensi lain, perlu diberi kesempatan dan rangsang oleh lingkungan untuk berkembang.

Untuk membantu mengembangakan kreativitas si anak, Misalnya orang tua harus mengerti keunikan yang dimiliki anak-anak mereka bahkan orang tua hendaknya menerima kekurangan anaknya. Untuk mengembangkan kreativitas anak, orang tua harus mampu menelusuri bakat dan minatnya, mendorong, menghargai, dan menanamkan kepercayaan diri, sekaligus terlibat dalam proses kreativitas si anak. Misalnya dengan media permainan.

REFERENSI

Munandar, Utami, 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Penerbit: Rineka Cipta.

Rahmi, 2008. Merangsang Kreativitas Si Kecil. Artikel, (online). Diakses 31 Maret 2009.

Rabu, 04 Februari 2009


janganlah kamu mencintai orang yang telah mencintai kamu karena itu merugi.